Tinjauan pustaka dari laporan-laporan praktikum Fisiologi Tanaman. Semoga bermanfaat...
KLOROFIL
2.1 Definisi Klorofil
v
Klorofil adalah
pigmen utama yang berfungsi menyerap cahaya dan mengubahnya menjadi
energi kimia yang dibutuhkan dalam mereduksi karbon dioksida menjadi
karbohidrat dalam proses fotosintesis.
(Sitompul, S.M, 1998)
v Klorofil
adalah kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat dalam tumbuhan, menyerap
cahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya hijau yang menyebabkan
tumbuhan memperoleh ciri warnanya. Terdapat dalam kloroplas dan memanfaatkan
cahaya yang diserap sebagai energi untuk reaksi-reaksi cahaya dalam proses
fotosintesis.
(Anonymousb, 2011)
v Chlorophyll
is a green pigment found in almost all plants, algae, and cyanobacteria.
(Anonymousd, 2011)
v
Chlorophyll any of a group of
green pigments, containing a magnesium-porphyrin complex, that are involved in
oxygen-producing photosynthesis. Preparations of water-soluble chlorophyll
derivatives are sometimes applied topically for deodorization purposes. They
may also be administered orally to deodorize ulcerative lesions as well as
urine and feces in colostomy, ileostomy, or incontinence.
(Anonymouse, 2011)
v Chlorophyll
is a green pigment found in most plants, algae, and certain bacteria. As all
leaves and thus all leafy vegetables contain chlorophyll, it is one of the
oldest and most widely consumed pigments in our diet. As it has been in the
human diet forever, it can be considered one of the most safe food components.
(Anonymousg, 2011)
2.2 Peran Klorofil
Beberapa peranan klorofil pada proses fotosintesis tanaman
adalah sebagai berikut:
-
Mampu memanfaatkan
cahaya matahari sebagai sumber energi utama dalam proses fotosintesis tanaman.
-
Memicu fiksasi
karbondioksida menjadi karbohidrat.
-
Menyediakan energi
dasar atau energi pokok bagi ekosistem secara keseluruhan.
-
Mampu menampung energi
cahaya yang diserap oleh pigmen cahaya atau pigmen lainnya melalui
fotosintesis.
-
Mampu menyerap dan
mengubah tenaga cahaya menjadi tenaga kimia, yang kemudian
dimanfaatkan dalam proses fotosintesis.
-
Mampu mengubah energi
cahaya matahari menjadi energi kimia dalam bentuk ATP melalui serangkaian
proses yang melibatkan eksitasi elektron.
-
Sebagai katalisator
fotosintesis yang penting.
-
Sebagai pigmen pusat
proses fotosintesis.
(Lakitan,
1993)
2.3 Macam Pigmen Daun Tanaman
Macam-macam pigmen daun tanaman adalah sebagai berikut:
1. Leukoplast,
yaitu merupakan pigmen warna bening (tak berwrna). Leukoplast ini teriri dari
tiga macam, yaitu:
-
Amiloplast :
berfungsi untuk pembentukan dan penyimpanan amilum.
-
Elaioplast
: berfungsi untuk pembentukan dan penyimpanan lemak.
-
Proteoplast :
berfungsi untuk pembentukan dan penyimpan protein.
organel khusus hanya ditemukan pada sel tumbuahn yang terdiri
dari badan Kristal protein dan dapat menjadi tempat aktivitas enzim protein
yang mengikut sertakan mereka, contoh : kacang
tanah.
(Solomon, 1993)
2.
Kromoplast, yaitu
merupakan pigmen warna selain warna hijau dan bening. Kromoplast ini terdiri
dari tiga macam, yaitu:
-
Karoten : penyebab warna jingga atau orange pada worrtel.
-
Xantofil : penyebab warna kuning.
-
Fitosianin : penyebab warna biru pada Lyanaphyta.
-
Fikoeritrin : penyebab warna merah pada Rhodophyta.
-
Fikosantin : penyebab warna pirang pada Dhoephyta.
3. Kloroplast,
yaitu merupakan pigmen warna hijau, dankloroplast ini terdiri dari dua macam,
yaitu:
-
Klorofil a : menyebabkan warna daun menjadi hijau
kebiruan.
-
Klorofil b : menyebabkan warna daun menjadi hijau
kekuningan.
(Saiful,
2007)
2.4 Perbedaan Klorofil a dan Klorofil b
Pembeda
|
Klorofil a
|
Klorofil b
|
Rumus Kimia
|
C55 H72 O5 N4
Mg
|
C55H70O6N4 Mg
|
Gugus pengikat
|
CH3
|
CH
|
Cahaya yang diserap
|
menyerap cahaya biru-violet dan merah.
|
menyerap cahaya biru dan oranye dan
memantulkan cahaya kuning-hijau.
|
Panjang gelombang
|
λ
430 – λ 660
|
λ
455 – λ 640
|
Letak
|
paling banyak terdapat pada Fotosistem II
|
paling banyak terdapat pada Fotosistem I
|
(Haryono, 2009)
2.5 Mekanisme
Penyerapan cahaya oleh klorofil
Di
dalam kloroplas terdapat beberapa macam klorofil & pigmen lain, seperti
klorofil a yang berwarna hijau muda, klorofil b yang berwarna hijau tua,
karoten yang berwarna kuning hingga jingga. Pigmen tersebut mengelompok dalam
membran tilakoid dan membentuk perangkat pigmen yang berperan penting dalam
proses fotosintesis.
Fotosistem
merupakan tahap pertama dari proses fotosintesis. Ketika klorofil menyerap
energi foton dari cahaya, elektron pada klorofil akan terlepas ke orbit luar
(tereksitasi). Elektron ini akan ditangkap oleh penerima elektron yaitu
plastokuinon. Jadi unit penangkapan elektron inilah yang disebut dengan
fotosistem.
Ketika
elektron ditangkap oleh plastokuinon, akibatnya jumlah elektron di dalam
klorofil menjadi tidak stabil. Untuk itu klorofil harus disuplai elektron dari
molekul lain. Dalam waktu yang bersamaan, H2O terpecah menjadi 2H+,
OH-, dan elektron (fotolisis). Elektron dari air inilah yang dipakai
untuk menstabilkan klorofil.Jadi secara sederhana, unit yang mampu untuk
menangkap energi cahaya matahari, yaitu klorofil yang melepaskan elektron dan
menyerap foton (energi cahaya dengan panjang gelombang yang sesuai), disebut dengan
fotosintesis.
(Anonymousa,
2011)
2.6 Metode Penentuan Kadar Klorofil
Untuk memisahkan zat-zat warna
yang terdapat pada suatu tumbuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi
teknik kromatografi merupakan teknik yang banyak digunakan. Kromatografi
pertama kali diberikan oleh Michael Tswett, seorang ahli botani Rusia, pada
tahun 1906. Kromatografi berasal dari bahasa Yunani ‘Kromatos’ yang berarti
warna dan
Kromatografi mencakup berbagai
proses yang berdasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusunan cuplikan
antara dua fasa, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam
arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas
disebabkan adanya perbedaan dalam absorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap,
ukuran molekul atau kerapatan muatan ion dinamakan kromatografi sehingga
masing-masing zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan metode analitik.
Pada dasarnya, teknik kromatografi
ini membutuhkan zat terlarut terdistribusi di antara dua fase, satu diantaranya
diam (fase diam), yang lainnya bergerak (fase gerak). Fase gerak membawa zat
terlarut melalui media, hingga terpisah dari zat terlarut lainnya yang
tereluasi lebih awal atau lebih akhir. Umumnya zat terlarut dibawa melewati
media pemisah oleh cairan atau gas yang disebut eluen. Fase diam dapat
bertindak sebagai zat penyerap atau dapat betindak melarutkan zat terlarut
sehingga terjadi partisi antara fase diam dan fase gerak (Anonim, 1995).
Prosedur kromatografi masih dapat
digunakan, jika metode klasik tidak dapat dilakukan karena jumlah cuplikan
rendah, kompleksitas campuran yang hendak dipisahkan atau sifat berkerabat zat
yang dipisah.
Kromatografi ada bermacam-macam
diantaranya kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, penukar ion,
penyaringan gel dan elektroforesis. Macam-macam kromatografi:
a. Kromatografi Lapis Tipis
Yaitu kromatografi yang
menggunakan lempeng gelas atau alumunium yang dilapisi dengan lapisan tipis
alumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya. Kromatografi lapis tipis pada
umumnya dijadikan metode pilihan pertama pada pemisahan dengan kromatografi.
b. Kromatografi Penukar Ion
Merupakan bidang khusus
kromatografi cairan-cairan. Seperti namanya, system ini khusus digunakan untuk
spesies ion. Penemuan resin sintetik dengan sifat penukar ion sebelum perang
Dunia II telah dapat mengatasi pemisahan rumit dari logam tanah jarang dan asam
amino.
c. Kromatografi Penyaringan Gel
Merupakan proses pemisahan dengan
gel yang terdiri dari modifikasi dekstran-molekul polisakarida linier yang
mempunyai ikatan silang. Bahan ini dapat menyerap air dan membentuk susunan seperti
saringan yang dapat memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya. Molekul
dengan berat antara 100 sampai beberapa juta dapat dipekatkan dan dipisahkan.
Kromatografi permeasi gel merupakan teknik serupa yang menggunakan polistirena
yang berguna untuk pemisahan polimer.
d. Elektroforesis
Merupakan kromatografi yang diberi
medan listrik disisinya dan tegak lurus aliran fasa gerak. Senyawa bermuatan
positif akan menuju ke katode dan anion menuju ke anoda. Sedangkan kecepatan
gerak tergantung pada besarnya muatan.
e. Kromatografi Kertas
Merupakan kromatografi
cairan-cairan dimana sebagai fasa diam adalah lapisan tipis air yang diserap
dari lembab udara oleh kertas jenis fasa cair lainnya dapat digunakan. Teknik
ini sangat sederhana. Prinsip dasar kromatografi kertas adalah partisi
multiplikatif suatu senyawa antara dua cairan yang saling tidak bercampur. Jadi
partisi suatu senyawa terjadi antara kompleks selulosa-air dan fasa mobil yang
melewatinya berupa pelarut organik yang sudah dijenuhkan dengan air atau
campuran pelarut.
Cara melakukannya, ciplikan yang
mengandung campuran yang akan dipisahkan diteteskan/diletakkan pada daerah yang
diberi tanda di atas sepotong kertas saring dimana ia akan meluas membentuk
noda yang bulat. Bila noda telah kering, kertas dimasukkan dalam bejana
tertutup yang sesuai dengan satu ujung, dimana tetesan cuplikan ditempatkan,
tercelup dalam pelarut yang dipilih sebagai fasa bergerak (jangan sampai noda
tercelup karena berarti senyawa yang akan dipisahkan akan terlarut dari kertas).
Pelarut bergerak melalui serat
dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan komponen dari campuran cuplikan
pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut. Bila permukaan pelarut telah
bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah waktu yang telah
ditentukan, kertas diambil dari bejana dan kedudukan dari permukaan pelarut
diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering. Jika senyawa-senyawa
berwarna maka mereka akan terlihat sebagai pita atau noda yang terpisah. Jika
senyawa tidak berwarna harus dideteksi dengan cara fisika dan kimia. Yaitu
dengan menggunakan suatu pereaksi-pereaksi yang memberikan sebuah warna
terhadap beberapa atau semua dari senyawa-senyawa. Bila daerah dari noda yang
terpisah telah dideteksi, maka perlu mengidentifikasi tiap individu dari
senyawa. Metoda identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada
kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf.
Nilai Rf
Beberapa senyawa dalam campuran
bergerak sejauh dengan jarak yang ditempuh pelarut; beberapa lainnya tetap
lebih dekat pada garis dasar. Jarak tempuh relative pada pelarut adalah konstan
untuk senyawa tertentu sepanjang anda menjaga segala sesuatunya tetap sama,
misalnya jenis kertas dan komposisi pelarut yang tepat.
Jarak relative pada pelarut
disebut sebagai nilai Rf. Untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut:
Rf = jarak yang
ditempuh oleh senyawa/ jarak yang ditempuh oleh pelarut
Harga Rf merupakan parameter
karakteristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Harga ini
merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa pada kromatogram dan pada
kondisi konstan merupakan besaran karakteristik dan reprodusibel. Harga Rf
didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari titik awal dan
jarak tepi muka pelarut dari titik awal.
Rf = Jarak titik tengah noda dari
titik awal. Jarak tepi muka pelarut dari titik awal. Ada beberapa faktor yang
menentukan harga Rf yaitu:
ü Pelarut,
disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-perubahan yang sangat
kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan perubahan-perubahan harga Rf.
ü Suhu,
perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran.
ü Ukuran
dari bejana, volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari atmosfer jadi
mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen-komponen pelarut dari kertas.
Jika bejana besar digunakan, ada tendensi perambatan lebih lama, seperti
perubahan komposisi pelarut sepanjang kertas, maka koefisien partisi akan
berubah juga. Dua faktor yaitu penguapan dan kompisisi mempengaruhi harga Rf.
ü Kertas,
pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan ion dan serapan, yang
berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas mempengaruhi kecepatan aliran juga
mempengaruhi kesetimbangan partisi.
ü Sifat
dari campuran, berbagai senyawa mengalami partisi diantara volume-volume yang
sama dari fasa tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu mempengaruhi
karakteristik dari kelarutan satu terhadap lainnya hingga terhadap harga Rf
mereka.
(Anonymousf,2011)
DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa,
2011. Mekanisme Penyerapan Cahaya.
Available@http://mekanisme-cahaya blogspot.com. Diakses tanggal 30 September
2011
Anonymousb,
2011. Pengertian Klorofil. Available@ http://adaaja.com/pengertian-klorofil/.
Diakses tanggal 30 September 2011
Anonymousc,
2011. Klorofil. Available@http://images.google.com/.
Diakses tanggal 1 Oktober 2011
Anonymousd.
2011. Chlorophyll. Available@http://en.wikipedia.org/wiki/Chlorophyll.
Diakses tanggal 2 Oktober 2011
Haryono,
cindy. 2009. Perbedaan pigmen klorofil a
dan klorofil b. http://cindyharyono.
wordpress.com/perbedaan-pigmen-klorofil-a-dan-klorofil-b/. Diakses 30 September
2011
Lakitan,
B. 1993. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta.
Saiful,
Bahri. 2007. Klorofil, Diktat Kuliah
Kapita Selekta Kimia Organik. Universitas Lampung; Lampung.
Sitompul,
S.M. 1998. Penuntun Praktikum Dasar
Fisiologi Tumbuhan. Brawijaya University Press. Malang.
Solomon,
Berg, Martin, Villie, Biology, Saunders College Publishing, 1993, hal 192- 193
52. Temel Britannica Ansiklopedisi, Vol. 7, hal 1653.
----------
FOTOSINTESIS
2.1
Pengertian Fotosintesis
Fotosintesis
adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa
yang dilakukan tumbuhan,
alga,
dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air
serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari (Anonymous1. 2011).
Fotosintesis
adalah suatu proses biokimia anabolisme, pembentukan zat makanan atau energi
yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan
menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi
cahaya matahari (Mustahib, 2010).
Photosynthesis is the process
by which plants, some bacteria, and some protistans use the energy from
sunlight to produce sugar, which cellular respiration
converts into ATP,
the "fuel" used by all living things (Anonymous2, 2011).
Fotosintesis
adalah proses dimana tumbuhan, beberapa bakteri, dan beberapa protistans menggunakan energi dari sinar matahari untuk menghasilkan gula,
yang respirasi sel mengkonversi ke
ATP, "bahan bakar" yang digunakan oleh semua makhluk hidup.
Photosynthesis
is the process of converting light energy to chemical energy and storing it in
the bonds of sugar. This process occurs in plants and some algae (Kingdom
Protista). Plants need only light energy, CO2, and H2O to
make sugar. The process of photosynthesis takes place in the chloroplasts,
specifically using chlorophyll, the green pigment involved in
photosynthesis (Anonymous3, 2011).
Fotosintesis
adalah proses mengubah energi cahaya menjadi energi kimia dan menyimpannya dalam ikatan gula. Proses ini terjadi
pada tanaman dan beberapa ganggang
(Kerajaan Protista). Tanaman hanya perlu energi
cahaya, CO2, dan H2O untuk membuat gula. Proses fotosintesis terjadi di kloroplas, khususnya dengan menggunakan
klorofil, pigmen hijau yang terlibat dalam fotosintesis.
2.2
Tahapan Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses dua
tahap. Proses pertama adalah reaksi terang (Reaksi Cahaya), memerlukan energi
langsung dari cahaya untuk membuat molekul pembawa energi yang digunakan dalam
proses kedua. Proses reaksi gelap terjadi ketika produk-produk dari reaksi
cahaya digunakan untuk membentuk ikatan kovalen C—C karbohidrat. Reaksi gelap biasanya dapat
terjadi dalam gelap jika pembawa energi dari proses cahaya telah ada. Bukti
terbaru menunjukkan bahwa enzim utama dari reaksi gelap secara tidak langsung
dirangsang oleh cahaya, sehingga istilah reaksi gelap agak keliru. Reaksi
terang terjadi di Grana dan reaksi gelap terjadi pada stroma dari kloroplas (Anonymous2,
2011).
Reaksi
Terang
Reaksi terang adalah proses untuk
menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan
molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali
dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.
Reaksi terang melibatkan dua
fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I dan II. Fotosistem I
(PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal
menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II)
berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680
nm.
Mekanisme reaksi terang diawali
dengan tahap dimana fotosistem II menyerap cahaya matahari sehingga elektron
klorofil pada PS II tereksitasi dan menyebabkan muatan menjadi tidak stabil.
Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H2O
yang ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang
bertindak sebagai enzim. Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen
tilakoid. Dengan menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan
mereduksi plastokuinon (PQ) membentuk PQH2. Plastokuinon merupakan
molekul kuinon yang terdapat pada membran lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon
ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa H+ yang
disebut sitokrom b6-f kompleks Reaksi keseluruhan yang terjadi di PS
II adalah:
2H2O
+ 4 foton + 2PQ + 4H- → 4H+ + O2 + 2PQH2
Sitokrom b6-f kompleks
berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke PS I dengan mengoksidasi PQH2
dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah bergerak dan mengandung tembaga,
yang dinamakan plastosianin (PC). Kejadian ini juga menyebabkan terjadinya
pompa H+ dari stroma ke membran tilakoid. Reaksi yang terjadi pada
sitokrom b6-f kompleks adalah:
2PQH2
+ 4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+ (lumen)
Elektron dari sitokrom b6-f
kompleks akan diterima oleh fotosistem I. Fotosistem ini menyerap energi cahaya
terpisah dari PS II, tapi mengandung kompleks inti terpisahkan, yang menerima
elektron yang berasal dari H2O melalui kompleks inti PS II lebih
dahulu. Sebagai sistem yang bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi
plastosianin tereduksi dan memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang
disebut feredoksin. Reaksi keseluruhan pada PS I
adalah:
Cahaya
+ 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) → 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+)
Selanjutnya elektron dari feredoksin
digunakan dalam tahap akhir pengangkutan elektron untuk mereduksi NADP+
dan membentuk NADPH. Reaksi ini dikatalisis dalam stroma oleh enzim
feredoksin-NADP+ reduktase. Reaksinya adalah :
4Fd
(Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ → 4Fd (Fe3+)
+ 2NADPH
Ion H+ yang telah dipompa
ke dalam membran tilakoid akan masuk ke dalam ATP sintase. ATP sintase akan
menggandengkan pembentukan ATP dengan pengangkutan elektron dan H+
melintasi membran tilakoid. Masuknya H+ pada ATP sintase akan
membuat ATP sintase bekerja mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP.
Reaksi keseluruhan yang terjadi pada reaksi terang adalah sebagai berikut :
Sinar
+ ADP + Pi + NADP+ + 2H2O → ATP + NADPH + 3H+
+ O2
(Anonymous1. 2011)
Reaksi
Gelap
Reaksi gelap pada tumbuhan
dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus Calvin-Benson dan siklus Hatch-Slack. Pada siklus
Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa dengan jumlah
atom karbon tiga yaitu senyawa 3-phosphogliserat. Oleh karena itulah tumbuhan
yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini dinamakan tumbuhan C-3.
Penambatan CO2 sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh
enzim rubisco.
Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4
karena senyawa yang terbentuk setelah penambatan CO2 adalah oksaloasetat yang memiliki
empat atom karbon. Enzim
yang berperan adalah phosphoenolpyruvate carboxilase (Anonymous1.
2011).
Siklus
Calvin-Benson
Mekanisme siklus
Calvin-Benson dimulai dengan fiksasi CO2
oleh ribulosa difosfat karboksilase (RuBP) membentuk 3-fosfogliserat. RuBP
merupakan enzim
alosetrik yang distimulasi
oleh tiga jenis perubahan yang dihasilkan dari pencahayaan kloroplas.
Pertama, reaksi dari enzim ini distimulasi oleh peningkatan pH. Jika kloroplas diberi cahaya, ion H+
ditranspor dari stroma ke dalam tilakoid menghasilkan
peningkatan pH stroma yang menstimulasi enzim karboksilase,
terletak di permukaan luar membran
tilakoid. Kedua, reaksi ini distimulasi oleh Mg2+, yang memasuki
stroma daun sebagai ion H+, jika kloroplas diberi cahaya. Ketiga,
reaksi ini distimulasi oleh NADPH, yang dihasilkan oleh fotosistem I selama
pemberian cahaya.
Fiksasi CO2 ini
merupakan reaksi gelap yang distimulasi oleh pencahayaan kloroplas. Fikasasi CO2 melewati proses karboksilasi, reduksi,
dan regenerasi.
Karboksilasi melibatkan penambahan CO2 dan H2O ke RuBP
membentuk dua molekul
3-fosfogliserat(3-PGA). Kemudian pada fase reduksi, gugus karboksil dalam 3-PGA
direduksi menjadi 1 gugus aldehida dalam 3-fosforgliseradehida (3-Pgaldehida).
Reduksi ini tidak terjadi secara langsung, tapi gugus karboksil dari 3-PGA
pertama-tama diubah menjadi ester jenis anhidrida asam pada asam
1,3-bifosfogliserat (1,3-bisPGA) dengan penambahan gugus fosfat terakhir dari ATP. ATP ini timbul dari fotofosforilasi dan ADP
yang dilepas ketika 1,3-bisPGA terbentuk, yang diubah kembali dengan cepat
menjadi ATP oleh reaksi fotofosforilasi tambahan. Bahan pereduksi yang
sebenarnya adalah NADPH, yang menyumbang 2 elektron. Secara
bersamaan, Pi dilepas dan digunakan kembali untuk mengubah ADP menjadi ATP.
Pada fase
regenerasi, yang diregenerasi adalah RuBP yang diperlukan untuk bereaksi dengan
CO2 tambahan yang berdifusi secara konstan ke dalam dan
melalui stomata. Pada akhir reaksi
Calvin, ATP ketiga yang diperlukan bagi tiap molekul CO2 yang
ditambat, digunakan untuk mengubah ribulosa-5-fosfat menjadi RuBP, kemudian daur dimulai lagi.
Tiga putaran daur akan menambatkan 3 molekul
CO2 dan produk
akhirnya adalah 1,3-Pgaldehida. Sebagian digunakan kloroplas untuk membentuk pati, sebagian lainnya
dibawa keluar. Sistem ini membuat jumlah total fosfat menjadi
konstan di kloroplas, tetapi menyebabkan munculnya triosafosfat di sitosol.
Triosa fosfat digunakan sitosol untuk membentuk sukrosa. (Anonymous1.
2011).
Siklus Hatch-Slack
Berdasarkan cara memproduksi glukosa,
tumbuhan
dapat dibedakan menjadi tumbuhan C3 dan C4. Tumbuhan C3 merupakan tumbuhan yang
berasal dari daerah subtropis. Tumbuhan ini menghasilkan glukosa
dengan pengolahan CO2 melalui siklus Calvin, yang melibatkan enzim Rubisco sebagai
penambat CO2. Tumbuhan C3 memerlukan 3 ATP untuk menghasilkan
molekul glukosa. Namun,
ATP ini dapat terpakai sia-sia tanpa dihasilkannya glukosa. Hal ini
dapat terjadi jika ada fotorespirasi, di mana enzim Rubisco tidak
menambat CO2 tetapi menambat O2.
Tumbuhan C4 adalah tumbuhan yang umumnya ditemukan di daerah tropis.
Tumbuhan ini melibatkan dua enzim di dalam pengolahan CO2 menjadi
glukosa.
Enzim phosphophenol pyruvat carboxilase (PEPco) adalah enzim yang akan mengikat
CO2 dari udara dan kemudian akan menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat
akan diubah menjadi malat. Malat
akan terkarboksilasi menjadi piruvat dan CO2. Piruvat akan kembali
menjadi PEPco, sedangkan CO2 akan masuk ke dalam siklus Calvin yang
berlangsung di sel bundle sheath dan melibatkan enzim RuBP. Proses ini
dinamakan siklus Hatch Slack, yang terjadi di sel mesofil.
Dalam keseluruhan proses ini, digunakan 5 ATP (Anonymous1, 2011).
2.3
Faktor-faktor yang mempengaruhi
fotosintesis
Berikut
adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis :
- Intensitas
cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya. - Konsentrasi
karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis. - Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim. - Kadar
air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis. - Kadar
fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang. - Tahap
pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
(Anonymous1.
2011).
2.4
Teknik Pengujian Pati
Karbohidrat utama yang
disimpan pada sebagian besar tumbuhan adalah pati dan selulosa.
Pati atau amilum banyak terdapat pada kloroplas daun, yang merupakan tempat
proses fotosintesis. Karbohidrat tersimpan dalam bentuk
amiloplas, yang terbentuk sebagai hasil translokasi
sukrosa atau karbohirat lain dari daun. Jumlah pati pada bagian jaringan
bergantung pada banyaknya faktor genetik dan lingkungan serta
lama cahaya. Pati terbentuk pada siang hari ketika
fotosintesis melebihi laju gabungan antara respirasi dan translokasi,
kemudian hilang pada waktu malam melalui kedua proses tersebut (Dwidjoseputro, 1990).
Pengangkutan amilum dari sel ke sel
adalah dalam bentuk gula karena gula larut dalam air.
Reaksi iodium dengan amilum menimbulkan warna biru kehitam-hitaman. Amilum
terdiri atas 2 bagian, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa
lebih mudah larut dalam air. Untuk mengetahui adanya
karbohidrat dalam tanaman dapat dilakukan suatu pengujian. Akumulasi pati dalam daun sebagai cadangan sementara mudah diperlihatkan.
Kandungan amilum dalam daun dapt
diketahui melalui uji Iodium (larutan I-KI) yang
memberikan kenampakan warna ungu. (Anonymous4,
2011).
Sumber lain menjelaskan, Teknik uji pati secara kualitatif yang disarankan, yaitu :
1.
Uji Molisch
Semua
jenis karbohidrat baik mono, di maupun polisakarida akan berwarna merah.
Apabila larutannya (dalam air) dicampur dengan beberapa tetes larutan alpha
naphtol dan kemudian dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga
tidak tercampur.
Warna merah akan tampak pada
bidang batas antara campuran karbohidrat dengan α naphtol dan asam sulfat
pekat. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat dan
dikenal sebagai uji Molish.
2. Uji Seliwanoff
3. Uji Anthrone
4. Uji Benedict
Gula reduksi dengan larutan
Benedict (campuran garam Kupri Sulfat, Natrium Sitrat, Natrium Karbonat) akan
terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan berwarna merah dari
kupro oksida.
5. Uji Barfoed
6. Uji Fehlings
Teknik uji pati secara
kualitatif yang disarankan yaitu :
1. Uji Luff Schoorl
2. Uji Lane-Eynon
(Anonymous5,
2011)
Uji
Pati Metode “Uji Sach”
1.
Letakkan tumbuhan berdaun di tempat gelap sekitar 2 – 3 hari.
2. Setelah itu pilihlah sehelai daun yang lebar, tutuplah sebagian permukaan daun dengan aluminium foil. Gunakan klip untuk menjepitnya.
3. Letakkan pot tersebut di tempat yang terkena cahaya matahari langsung selama sekitar 5 jam.
4. Petiklah daun yang telah ditutup dengan aluminium foil tersebut dan lakukan pengujian dengan lugol.
5. Cara melakukan uji amilum / lugol:
6. Rebuslah daun dalam air mendidih selama beberapa menit hingga layu
7. Rebuslah daun dalam alkohol panas untuk melarutkan klorofilnya (lihat gambar)
8. Cucilah daun di bawah air mengalir
9. Tetesilah daun dengan larutan lugol / iodium dan amatilah perubahan warnanya
2. Setelah itu pilihlah sehelai daun yang lebar, tutuplah sebagian permukaan daun dengan aluminium foil. Gunakan klip untuk menjepitnya.
3. Letakkan pot tersebut di tempat yang terkena cahaya matahari langsung selama sekitar 5 jam.
4. Petiklah daun yang telah ditutup dengan aluminium foil tersebut dan lakukan pengujian dengan lugol.
5. Cara melakukan uji amilum / lugol:
6. Rebuslah daun dalam air mendidih selama beberapa menit hingga layu
7. Rebuslah daun dalam alkohol panas untuk melarutkan klorofilnya (lihat gambar)
8. Cucilah daun di bawah air mengalir
9. Tetesilah daun dengan larutan lugol / iodium dan amatilah perubahan warnanya
(Mustahib, 2011)
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous1.
2011. Fotosintesis (Online), http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis,
diakses pada 9 Oktober 2011
Anonymous2,
2011. What Is Photosynthesis? (Online), http://www.emc.maricopa.edu/faculty/farabee/biobk/biobookps.html#What%20is%20Photosynthesis?,
diakses pada 9 Oktober 2011
Anonymous3, 2011. Photosynthesis
(Online), http://biology.clc.uc.edu/courses/bio104/photosyn.htm, diakses pada 9
Oktober 2011
Anonymous4, 2011. Pengujian
Pati (Online), http://www.scribd.com/doc/19177429/KH-Tyckz, diakses
pada 9 Oktober 2011
Anonymous5, 2011. Teknik uji pati
secara kualitatif (Online), http://praktikumbiologi.blogspot.com/2011/09/,
diakses pada 11 Oktober 2011
Mustahib,
2010. Fotosintesis (Online), http://biologi.blogsome.com/2010/07/18/fotosintesis/,
diakses pada 9 Oktober 2011
Mustahib, 2011. Uji Sach
(Online), http://biologi.blogsome.com/2011/09/08/uji-sach/, diakses
pada 9 Oktober 2011
Dwijdoseputro.
1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
----------
RESPIRASI
2.1
Definisi Respirasi
·
Respirasi dalam biologi
adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan
senyawa energi bernergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi
hidup (Suyitno, 2008).
·
respirasi adalah pemanfaatan energi
bebas dalam makanan menjadi energi bebas yang ditimbun dalam bentuk ATP. Dalam
sel, ATP digunakan sebagai sumber energi bagi seluruh aktivitas hidup yang
memerlukan energi
(Mahmuddin, 2009).
2.2
Macam-macam Respirasi
2.2.1 Repirasi Aerob
Respirasi aerob adalah reaksi katabolisme yang
membutuhkan suasana aerobik sehingga dibutuhkan oksigen, dan reaksi
ini menghasilkan energi dalam jumlah besar. Energi ini dihasilkan dan disimpan
dalam bentuk energi kimia yang siap digunakan, yaitu ATP. Pelepasan gugus
posfat menghasilkan energi yang digunakan langsung oleh sel untuk melangsungkan
reaksi-reaksi kimia, pertumbuhan, transportasi, gerak, reproduksi, dll.
Proses
respirasiaerobberlangsungdalam 3 tahap yang berurutan, yaitu :
- Glikolisis
Pemecahanmolekulglukosa (C6) menjadisenyawaasampiruvat (C3) - Siklus
Krebs
ReaksireduksimolekulAsetil CoA menghasilkanasamsitratdanoksaloasetat - Transporelektron
Reaksireduksi-oksidasimolekul-molekul NADH2dan FADH2menghasilkan H2O dansejumlah ATP.
(Anonymous3, 2011)
2.2.2
Respirasi Anaerob
Pada kondisi kurang
oksigen, seperti saat tanah terlalu basah atau tergenang air, maka jaringan
akar atau biji-biji yang terbenam di dalamnya akan mengalami kekurangan
oksigen. Dalam keadaan seperti ini maka pada jaringan akan terjadi respirasi
anaerobik. Respirasi an-aerobik pada tubuh kita akan menghasilkan timbunan asam
laktat yang menjadi tanda kelelahan otot. Pada tumbuhan, respirasi
an-aerobik akan lebih cenderung menghsilkan ethanol daripada asam laktat. Namun
demikian, bahan sisa metabolisme tersebut dapat diubah kembali menjadi glukosa
atau dapat dimanfaatkan kembali.
Dari gambaran
proses kimia pada respirasi an-aerobik di atas tampak bahwa :
1)
respirasi an-aerob merupakan pembongkaran
glukosa yang tidak sempurna,
2)
hanya menghasilkan 2 ATP dati tiap mol
glukosa yang dibongkar,
3)
Entropi besar karena hasil
pembongkarannya menghasilkan sampah yang berupa senyawa yang masih menyimpan
energi cukup besar, yaitu :
a) Ethanol + CO2 , atau
b) Asam laktat
4)
Sebagian energi terbuang dalam bentuk
panas
Dengan demikian,
respirasi aerob merupakan pembongkaran yang jauh lebih efisien, karena :
1)
Dapat membongkar jauh lebih sempurna
dengan zat sisa berupa molekul kecil, yaitu CO2 dan H2O
2)
Dapat menghasilkan 36 ATP dari setiap
pembakaran 1 mol glukosa
3)
Energi yang terbuang dalam bentuk panas
sangat kecil
Pembongkaran
glukosa sumber energi dalam suasana aerobik yang melibatkan prosesproses
glikolisis (di
sitosol) dan daur Krebs (di matrik mitokondria) disebut peristiwa
pembakaran sempurna. (Suyitno, 2008)
2.3
Tahapan Respirasi
2.3.1 Glikolisis
Glikolisis
adalah peristiwa pemecahan satu molekul glukosa (senyawa
beratom C 6 buah) menjadi 2 molekul asam piruvat (senyawa
beratom C 3 buah). Peristiwa ini berlangsung di dalam sitosol (sitoplasma) sel
hidup dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen bebas) dikatalis oleh enzim-einzim
antara lain: heksokinase, isomerase, fosfogliserokinase, piruvatkinase,
dehidrogenase. Tahap ini menghasilkan 2 molekul ATP dan 2 molekul NADH2.
Untuk memecah
molekul glukosa menjadi asam piruvat ternyata melalui tahapan terbentuknya
senyawa antara, berupa Phosfogliseraldehid (PGAL), yaitu
senyawa beratom C6 yang mendapat tambahan posfat yang berasal dari 2ATP,
artinya perubahan molekul glukosa memerlukan energi sebanyak 2 molekul ATP.
Pemecahan
molekul PGAL menjadi asam piruvat akan melepaskan energi sebanyak 4 molekul ATP
dan pelepasan 2 atom hidrogen yang berpotensi energi tinggi, selanjutnya
hidrogen yang dilepaskan ini akan ditangkap oleh kofaktor berupa NAD+
dan membentuk senyawa 2NADH2. Hasil akhir dari tahap Glikolisis
menghasilkan 2 molekul asam piruvat, 2 molekul ATP,
dan 2 molekul NADH2. Selanjutnya senyawa asam
piruvat memasuki membran mitokondria untuk tahap berikutnya.
Dekarboksilasi Oksidatif
Merupakan tahap
antara Glikolisis dengan Siklus Krebs. Sebelum memasuki tahap berikutnya,
senyawa asam piruvat akan mengalami oksidasi berupa pelepasan gugus karboksil
(COOH) dalam suasana aerob yang disebut dekarboksilasi oksidatifdan penambahan
molekul Coenzim-A (Co-A). Peristiwa ini berlangsung di dalam membran
mitokondria dikatalisis oleh enzim piruvat-dehidrogenase dan menghasilkan
Asetil Co-A, 2CO2, dan 2NADH2.
(Anonymous3, 2011)
2.3.2 Siklus Krebs
Hans Krebs
menemukan peristiwa pemecahan glukosa disederhanakan secara perlahan di dalam
sel secara siklus yang dikenal Daur Asam sitrat, selanjutnya
dinamakan Daur Krebs. Daur Krebs berlangsung di dalam matriks
mitokondria secara anaeorob, dikatalis oleh enzim-enzim antara lain : sitratsintetase,
dehidrogenase.
Siklus Krebs
diawali dengan masuknya Asetil CoA (beratom C2) yang bereaksi dengan asam
oksaloasetat (beratom C4) menghasilkan Asam Sitrat (beratom C6).
Secara bertahap
Asam sitrat melepaskan 2 atom C nya sehingga kembali menjadi asam
oksaloasetat (beratom C4), peristiwa ini diikuti dengan reaksi reduksi
(pelepasan elektron & ion hidrogen) oleh NAD+dan FAD+
menghasilkan 2 molekul NADH2, 2 molekul FADH2, dan 2
molekul ATP. Dari seluruh rangkaian peristiwa siklus Krebs dihasilkan : 4
molekul CO2, 6 molekul NADH2 , 2 molekul FADH2,
dan 2 molekul ATP. (Anonymous3,
2011)
2.3.3
Transfer Elektron
Tahap akhir dari
respirasi aerob adalah sistem transpor elektron sering disebut juga sistem
(enzim) sitokrom oksidase atau sistem rantai pernapasan yang
berlangsung pada krista dalam mitokondria. Pada tahap ini melibatkan donor
elektron, akseptor elektron, dan reaksi reduksi dan oksidasi (redoks).
Donor elektron adalah senyawa yang dihasilkan selama tahap glikolisis maupun
siklus Krebs dan berpotensi untuk melepaskan elektron, yaitu NADH2
dan FADH2.
Akseptor
elektron adalah senyawa yang berperan sebagai penerima elektron yang dilepaskan
oleh donor elektron, yaitu enzim sitokrom dan Oksigen.
Sebanyak 10
molekul NADH2 dan 2 molekul FADH2 dihasilkan selama tahap
glikolisis dan siklus Krebs. Seluruhnya akan memasuki reaksi redoks pada sistem
transpor elektron. Setiap pelepasan elektron akan menghasilkan energi berupa
ATP, 1 molekul NADH2 akan menghasilkan 3 molekul ATP, dan 1 molekul
FADH2 akan menghasilkan 2 molekul ATP.
Mula-mula
molekul NADH2 memasuki reaksi dan dihidrolisis oleh enzim
dehidrogenase diikuti molekul FADH2 yang dihidrolisis oleh enzim flavoprotein,
keduanya melepaskan ion Hidrogen diikuti elektron, peristiwa ini disebut reaksi
oksidasi.
Selanjutnya
elektron ini akan ditangkap oleh Fe+++ sebagai akseptor elektron dan
dikatalis oleh enzim sitokrom b, c, dan a. Peristiwa ini disebut reaksi reduksi.
Reaksi reduksi dan oksidasi ini berjalan terus sampai elektron ini ditangkap
oleh Oksigen (O2) sehingga berikatan dengan ion Hidrogen (H+)
menghasilkan H2O (air). Hasil akhir dari sistem transpor elektron
ini adalah 34 molekul ATP, 6 molekul H2O (air).
Secara
keseluruhan reaksi respirasi sel aerob menghasilkan 38 molekul ATP, 6 molekul H2O,
dan 2 molekul CO2.
(Anonymous3, 2011)
DAFTARPUSTAKA
Abidin, Zainal.
1987. DasarPengetahuanIlmuTanaman.
Bandung: Angkasa.
Anonymous1.
2011. Cellular Respiration (Online),
http://en.wikipedia.org/wiki/cellular repiration/ diaksespada 16 Oktober 2011.
Anonymous2.
2011. Respiration (Online),
http://www.sambal.co.uk/respiration.html, diaksespada 16 Oktober 2011.
Anonymous3.
2011. RespirasiAerob (Online),
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/SMA/Biologi/Respirasi.Aerob/index.html,
diaksespada 16 Oktober 2011.
Anonymous4. 2011. Faktor-Faktor yang MempengaruhiRespirasi (Online),
http://zonabawah.blogspot.com/2011/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_5880.html,
diaksespada 16 Oktober 2011.
Anonymous5.2011. PerbedaanFotosintesisdanRespirasi(Online),
http://biologigonz.blogspot.com/2010/07/beda-fotosintesis-respirasi.html,
diaksespada 16 Oktober 2011.
FakulltasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniversitasNegeri
Yogyakarta
Mahmuddin.2009. Respirasi Seluler atau
Respirasi Aerob(Online),
http://mahmuddin.wordpress.com/2009/10/01/respirasi-seluler-atau-respirasi-aerob/,
diaksespada 16 Oktober 2011.
Suyitno. 2008. RespirasiPadaTumbuhan.Yogyakarta : JurusanPendidikanBiologi
----------
RESISTENSI DIFUSI GAS
2.1 Pengertian Resistensi
Resistensi
ialah kemampuan jasad pengganggu untuk tumbuh normal meskipun telah diberikan
perlakuan pestisida dengan dosis yang biasa digunakan, dapat terjadi karena
pemakaian jenis pestisida yang sama secara terus-menerus sehingga jasad
pengganggu membentuk mekanisme atau sistem pertahanan tubuh dengan adaptasinya
(Anonymous a, 2011).
Resistensi
ialah ketahanan suatu gas akibat mengalirnya suatu gas dari konsentrasi tinggi
menuju konsentrasi rendah
(Gardner,
1991).
Resistance the spread of gas from society to another. (Resistensi ialah penyebaran gas dari suatu kumpulan gas ke
kumpulan gas lain).
(Anonymous
b, 2011).
Resistance
is a behavior that indicates the position of an attitude
to survive, and
trying to fight
(Resistensi ialah perilaku yang menunjukkan pada posisi sebuah sikap untuk
bertahan, maupun berusaha untuk melawan)
(Soekartono, 1984).
2.2
Pengertian Difusi
Difusi ialah
perpindahan dari konsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah, tetapi
hanya berlaku untuk gerakan suhu acak pada suatu molekul
(Soekartono, 1984).
Difusi ialah
perpindahan molekul atau ion, sebagai akibat gerak acaknya, dari daerah
berkonsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah
(Kimball, 1983).
Diffusion is moment of dissolved of suspended particle
from one place in the another of result of their heat energy (Difusi ialah perpindahan larutan atau partikel dari satu
bagian ke bagian yang lain sebagai energi panas).
(Filler, 1998).
Diffusion
is the net movement from one point to another because of the radon kinetic
activities of molecules or ions (Difusi ialah
penyebaran molekul suatu zat dari poin ke yang lainnya yang ditimbulkan oleh
suatu zat yang identik dengan energi kinetik).
(Salisbury,
1995).
2.3 Pengertian Resistensi Difusi Gas
Resistensi difusi gas ialah ketahanan perpindahan molekul gas dari 1 kondentrasi
ke konsentrasi yang lain pada tanaman.
(Anonymous c, 2011).
Resistensi difusi gas ialah ketahanan suatu
tanaman akibat mengalirnya suatu gas dari daerah konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah.
(Dwidjosaputro, 1980).
Resistance
is a gaseous
diffusion plant resistance to the movement of gas from
high concentration to low concentration
through the mouth or the stomata of leaves (Resistensi difusi
gas ialah suatu ketahanan tanaman terhadap pergerakan gas dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah melalui mulut daun atau stomata).
(Anonymous d, 2011).
Gas diffusion resistance
is the spread of substance and the gas / liquid high concentration
(hipertonis) to the gas/liquid concentration is lower (hipotonis) (Resistensi difusi gas ialah penyebaran
molekul zat dan gas/cairan yang konsentrasinya tinggi (hipertonis) ke gas /
cairan yang konsentrasinya lebih rendah (hipotonis).
(Anonymous e,
2011).
2.4
Macam-macam
Resistensi Difusi Gas
a. Resistensi
Lapisan Batas (ra)
Merupakan hambatan luas
dari daun yang timbul karena permukaan luas terhadap lapisan pembatas uap air
difusi di rongga stomata di atmosfer (Sitompul, 1998).
b. Resistensi
Mesofil (rm)
Merupakan ukuran
apa saja yang berhubungan dengan daun yang mempengaruhi pengambilan CO2
kecuali tahanan lapisan batas daun stomata, karena apa saja yang mempengaruhi
konsentrasi CO2 ke dalam kloroplas di hitung sebagai tekanan sisa
terhadap pengambilan CO2 oleh daun
(Gardner, 1991).
c. Resistensi
Stomata (rs)
Daya hantar secara langsung dipengaruhi oleh
besarnya bukaan stomata. Semakin besar bukaan stomata maka daya hantarnya akan
semakin tinggi. Pada beberapa tulisan digunakan beberap istilah resistensi
stomata. Dalam hubungan ini daya hantar stomata berbanding dengan resistensi
stomata. Stomata akan membuka jika tekanan turgor kedua sel
penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor oleh sel
penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut.
Pergerakan air antar sel akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih
tinggi ke sel dengan potensi lebih rendah. Tinggi rendahnya
potensi air sel tergantung pada jumlah bahan yang
terlarut dari cairan tesebut, semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi yang terjadi pada sel semakin rendah. Pertumbuhan dan
hasil tanaman pada kondisi intensitas cahaya rendah juga dipengaruhi oleh
kemampuan tanaman untuk memfiksasi CO2 yang ada di atmosfer. Jika
konsentrasi CO2 di udara rendah maka net photosintesis antara yang
ternaungi dengan yang kontrol hampir sama. Pada konsentrasi CO2 di
udaya yang sama maka tanaman yang dinaungi akan memfiksasi CO2 jauh
lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak ternaungi karena resistensi stomata
yang tinggi terhadap CO2 sehingga net fotosintesisnya jauh lebih
lebih rendah dibandingkan tanaman yang mendapat intensitas cahaya penuh.
(Filler,
1998)
2 2.5 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Resistensi Difusi Gas
a) Morfologi
Daun
Penebalan
pada daun dipengaruhi oleh faktor tempat dan cahaya (intensitas cahaya) sehingga mempengaruhi resistensi terhadap difusi CO2
menurun.
b)
Temperatur
Semakin naik temperatur
akan semakin meningkatkan kecepatan difusi, akibat hanya sebagian yang
meningkatkan korelasi.
c)
Konsentrasi Medium
Umumnya konsentrasinya lebih tinggi yaitu lebih
banyak molekul per unit volume maka kecepatan difusinya lebih kecil.
d) Kepadatan
Gas
Perbedaan difusi gas
dipengaruhi oleh faktor lingkungan tertentu mengenai kepadatan relatif gas CO2.
e) Gradien Tekanan
Difusi
Pergerakan difusi merupakan
pergerakan tekanan difusi tinggi ke rendah. Adanya perbedaan tekanan difusi,
maka kecepatan difusi semakin tinggi.
(Soekartono, 1984).
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous a. 2011. Difusi, (online), (http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2109875-pengertian-difusi/,
diakses 14 Oktober 2011).
Anonymous b. 2011. Rasistance, (online), (http://bismillah.blog.uns.ac.id/2010/05/15/shari-ng-sharing-pengertian-resisten-4-tepat-1-waspada/,
diakses 14 Oktober 2011).
Anonymous c. 2011. Resistensi Difusi Gas, (online), (http://www.indonesian-resistansi-difusi-gas-indonesia.com,
diakses 14 Oktober 2011).
Anonymous d. 2011. Resistensi Difusi Gas (online), (http://kafeilmu.com/tema/pengertian-di-fusi-dalam-biologi.html
, diakses 14 Oktober 2011).
Anonymous e. 2011., Gas Diffusion Resistance (online), (http://asamcoklat.wordpress.-com/-ipa-2/difusi/,
diakses 14 Oktober 2011).
Dwidjosaputro. 1980. Pengantar Fisiologi Tanaman. Jakarta: Gramedia.
Filler and Key. 1998. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta:
UI Press.
Gardner. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: UI Press.
Kimball. 1983. Biologi Edisi ke lima. Jakarta:
Erlangga.
Salisbury, Frank, B. &
Cleon, W. R. 1995. Fisiologi Tumbuhan.
Bandung: ITB.
Sitompul, S. M. 1998. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Ganesha
Excel.
Soekartono. 1984. Fisiologi Tumbuhan. Malang: Universitas
Brawijaya.
----------
TANAMAN C3, C4, DAN CAM
2.1
Definisi tanaman C3
Tanaman C3 adalah
kelompok tumbuhan yang menghasilkan senyawa phosphogliseric acid yang memiliki
3 atom C pada proses fiksasi CO2 oleh ribolusadiphosphat (Budiarti, 2008).
Tanaman C3 adalah
tanaman yang mempunyai lintasan atau siklus PCR (Photosynthetic Carbon
Reduction) atau sering disebut siklus calvin yang dapatmenghasilkan asam organik
yang mengandung 3 atom C dan jaringan yangterlibat dalam proses fotosintesis
adalah jaringan mesofil. Lintasan itu dimulaidari pengikatan CO2 dengan RBP dan
RuBP (Sitompul, 1995).
C3 plant is A plant
that produces the 3-carbon compound phosphoglyceric acidas the first stage of
photosynthesis (Anonymous, 2010).
C3 plants are plants in general we are familiar with green plants or
plants with a mechanism
of photosynthesis as beginning with the formation of C3 (PGA) on the
reaction Calvin Benson (William
K, 2009).
2.2
Definisi tanaman C4
Tanaman C4 adalah
kelompok tumbuhan yang melakukan persiapan reaksigelap fotosintesis melalui
jalur 4 karbon / 4C (jalur hatch- slack) sebelum memasuki siklus calvin, untuk
meminimalkan keperluan fotorespirasi (Budiarti, 2008).
Tanaman C4 adalah
tanaman yang menghasilkan asam 4 karbon sebagai produk utama penambahan CO2
(Salisburry, 1998).
C4 plant are plants
that produces the 3-carbon compound phosphoglyceric acidas the first stage of
photosynthesis (Anonymous, 2010).
C4 plants are plants in the habit during
the day they did not open fully stomatanya to
reduce water loss through evaporation / transpiration
(William K, 2009).
2.3 Definisi tanaman CAM
Tanaman CAM adalah
tanaman yang tumbuh di kawasan gurun dan mengambil CO2 di atmosfer dan
membentuk sebagian 4 karbon juga (Campbell, 2000).
Tanaman CAM adalah
tanaman yang dapat berubah seperti tanaman C3 padasaat pagi hari (suhu rendah)
dan dapat berubah seperti tanaman C4 pada sianghari dan malam hari (Gardner, 1991).
CAM
plans are typical from arid and semiarid regions and the canopies of tropical
forests, respresenting about 6% of the vascular plant species (William K, 2009).
CAM plants are plants that closed stomata
during the day to conserve water and prevent the
entry of CO2 into the
leaf. and at
night the stomata open to take CO2 (Campbell,2000).
2.4
Perbedaan Tanaman C3, C4, dan CAM
Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu C3, C4, dan CAM (crassulacean acid metabolism). Perbedaan tersebut dapat dilihat pada table di bawah ini.
C3
|
C4
|
CAM (crassulacean acid metabolism)
|
lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi
|
adaptif di daerah panas dan kering
|
adaptif di daerah panas dan kering
|
enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP, juga dapat mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk proses
fotorespirasi
|
CO2 diikat oleh PEP yang
tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan O2
|
Pada malam hari asam malat tinggi, pada siang hari malat rendah Lintasan
|
karbon dioxida masuk ke siklus calvin secara langsung.
|
tidak mengikat karbon dioksida secara langsung
|
tidak mengikat karbon dioksida secara langsung
|
Disebut tumbuhan C3 karena senyawa awal yang terbentuk berkarbon 3 (fosfogliserat)
|
Sel seludang pembuluh berkembang dengan baik dan banyak mengandung kloroplas
|
Umumnya tumbuhan yang beradaptasi pada keadaan kering seperti kaktus, anggrek dan nenas
|
Sebagian besar tumbuhan tinggi masuk ke dalam kelompok tumbuhan C3
|
Fotosintesis terjadi di dalam sel mesofil dan sel seludang pembuluh
|
Reduksi karbon melalui lintasan C4 dan C3 dalam sel mesofil tetapi waktunya berbeda
|
Apabila stomata menutup akibat stress terjadi peningkatan fotorespirasipengikatan O2 oleh enzim Rubisco
|
Pengikatan CO2di udara melalui lintasan C4 di sel mesofil dan reduksi karbon melalui siklus Calvin (siklus C3) di dalam sel seludang pembuluh
|
Pada malam hari terjadi lintasan C4 pada siang hari terjadi suklus C3
|
(Sunardi,
2010)
2.5
Karakteristik tanaman CAM
Tanaman CAM
(Crassulation Acid Metabolism Plants) pada dasarnya adalah tanaman sukulen
yaitu tanaman yang berdaun atau berbatang tebal yang bertranspirasi rendah.
Dalam kondisi kering, stomata pada malam hari akan terbukauntuk mengabsorbsi
CO2 dan menutup pada siang hari untuk mengurangitranspirasi. Fiksasi CO2
tanaman CAM sama seperti tanaman C4, hanya sajaterjadinya pada malam hari dan
energi yang dibutuhkan diperoleh dari glikolisis. Namun dalam kondisi cukup
lemah, banyak spesies CAM merubah fungsistomatadan karboksilasi seperti tanaman
C3. Tanaman CAM juga mempunyai metodefisiologis untuk mereduksi kehilangan air
dan menghindari kekeringan (Salisburry, 1998).
Berdasarkan literatur
lain, dijelaskan bahwa karakteristik tanaman CAM adalahsebagai berikut:
1.
Membuka stomatanya pada malam hari
menggabungkan CO 2 ke dalam asamorganik.
2.
Selama siang hari stomatanya tertutup
dan CO2 akan dilepaskan dari asamorganik untuk di gunakan dalam siklus
calvin.3.Pada malam hari terjadi lintasan C4 dan siang hari terjadi siklus
C3.4.Kelompok tumbuhan ini umumnya adalah tumbuhan jenis sukulen yangtumbuh da
daerah kering (Anonymous, 2011).
2.6 Siklus Pada Tanaman
C3, C4, dan CAM
a. Siklus Tanaman C3
Siklus
ini terjadi dalam kloroplas pada bagian stroma.Untuk menghasilkan satu molekul
glukosa diperlukan 6 siklus C3. CO2 diikat oleh RUDP à
dirubah menjadi senyawa organik C6(tidak stabil) à dirubah menjadi
glukosa(dengan menggunakan 18ATP dan 12 NADPH) à menghasilkan
satu molekul glukosa diperlukan 6 siklus C3.
b. Siklus Tanaman C4
CO2
(Diikat oleh PEP) à CO2 yang sudah terikat oleh PEP à
ditransfer ke sel-sel “bundle sheath” (sekelompok sel-sel di sekitar xylem dan
phloem) à
pengikatan dengan RuBP karena tingginya konsentrasi CO2 pada sel sel bundle
sheath ini , maka O2 tidak mendapat kesempatan untuk bereaksi dengan RUBP,
sehingga foto respirasisangat kecil dan G sangat rendah, PEP mempunyai daya
ikat sangat tinggiterhadap CO2, sehingga reaksi fotosintesis terhadap CO2
dibawah 100 m mol m-2s-1 sangat tinggi (Anonymous, 2011).
c. Siklus Tanaman CAM
Tidak seperti tumbuhan
umumnya, kelompok tumbuhan ini membuka stomata pada malam hari dan menutup pada
siang hari. Stomata yang menutup pada siang hari membuat tumbuhan mampu menekan
penguapan sehingga menghemat air, tetapi mencegah masuknya CO2.
Saat stomata terbuka pada
malam hari, CO2 di sitoplasma sel-sel mesofil akan diikat oleh PEP dengan bantuan
enzim PEP karboksilase sehingga terbentuk oksaloasetat kemudian diubah menjadi
malat (persis seperti tumbuhan C-4). Selanjutnya malat yang terbentuk disimpan
dalam vakuola sel mesofil hingga pagi hari. Pada siang hari saat reaksi terang
menyediakan ATP dan NADPH untuk siklus Calvin-Benson, malat dipecah lagi
menjadi CO2 dan piruvat. CO2 masuk ke siklus
Calvin-Benson di stroma kloroplas, sedangkan piruvat akan digunakan untuk
membentuk kembali PEP.
Model metabolisme ini disebut Crassulacean Acid Metabolism
(CAM)karena
pertamakali diketahui terjadi pada kelompok tumbuhan famili Crassulaceae. Jadi
maksud penamaannya berarti: metabolisme asam pada tumbuhan Crassulaceae dan bukan metabolisme asam
Crassulaceae (Sunardi, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis.
diakses tanggal 14 November 2011.
Anonymous.2011.http://agrimaniax.blogspot.com/2010/05/klasifikasi-perbanyakan-tanaman.html.
diakses pada 14 November 2011.
Anonymous.2011.http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080524220224AAC70W4.Diakses
tanggal 14 November 2011.
Budiarti, 1991. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta
Campbell, Neil A. 2000. Biology Jl 1 Ed 5. Jakarta: Erlangga.
Gardner, Franklin. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: UI Press
Salisburry, Frank B. 1998. Photosynthesis 6 th Edition. London: Cambridge
University Press.
Sitompul, SM. 1995. Fisiologi Tanaman Tropis. Universitas Mataram.
Lombok.
Sunardi. 2010. Tanaman C4. http://iman56.blogspot.com/2010/10/perbedaan-tanaman-c3-c4-dan-cam.html.
diakses pada 14 November 2011.
William K.,
Smith.2009. Perspectives
in Biophysical Plant Ecophysiology.Wake forest University. Mexico
dr dulu2 sbnrnya uda mau nanya, anak2 kok keren bgt yo dapusnya. itu km dpt drmn ndu buku2 rfrensi??
ReplyDeletedari internet yun, di artikel yang udh nemu disitu pas ada dapusnya ya ku pakai juga... ya kalau ga ada dapusnya --> anonymous :D
ReplyDeletetapi artikel dari internet ga semua anonymous loh yun... :)
hehe. bagus nih buat naikkin traffic blog. :D
ReplyDeleteni Pandu siapa ya? Biotek bukan?
niatnya cuma share aja sih mbak :D
ReplyDelete